TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN memproyeksi anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni Pelita Air Service bakal masuk dalam penggabungan atau holding penerbangan.
Baca juga: Terkait Holding BUMN Penerbangan, Pertamina Akan Beli Airbus A400
"Ada Pelita Air Sevice yang bakal masuk. Tapi karena Pelita milik Pertamina jadi fokus secara generik sebagai chapter flight dan kargo," kata Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin 22 April 2019.
Kementerian BUMN diketahui tengah mengebut proses holding BUMN sektor sarana dan prasarana perhubungan udara. Dikabarkan holding bakal beranggotakan dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, serta PT Survai Udara Penas (Persero) yang diproyeksi menjadi induknya.
Dengan masuknya Pelita Air Sevice, maka jumlah perusahaan BUMN yang bakal tergabung dalam holding penerbangan mencapai 5 perusahaan. Adapun, Kementerian menargetkan Juni 2019, proses penggabungan bakal rampung.
Rencana Pelita Air Service yang bakal fokus menggarap charter flight dan juga kargo dilakukan karena Pertamina masih memiliki tugas penyaluran bahan bakar minyak (BBM). Selama ini Pertamina masih kesulitan mengangkut BBM ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia.
"Jadi kan selama ini kargo yang ke Papua dan 3T kami kesulitan membawanya. Sekarang sudah bersinergi dengan Pelni dan sebagainya. Tapi ke depan yang besar-besar dengan kargo," kata Gatot.
Selain itu, menurut Gatot, Pertamina bersama konsorsium juga bakal membeli pesawat untuk mendukung holding penerbangan. Pertamina bakal membeli pesawat karto jenis Airbus A400 untuk melayani penerbangan charter dan kargo.